
*Coret yang tidak perlu

Artikel blog ini saya persembahkan untuk Kumpulan Emak-emak Blogger (KEB) yang tahun ini menyambut usianya yang ke 9. Selamat ulang tahun ya, Mak! 🙂 Sukses terus!!
Tidak semua orang cocok dengan podcast! Karena itu alih-alih mempromosikan podcast, di kesempatan ini saya akan memaparkan 5 alasan mengapa podcast mungkin saja cocok atau tidak cocok buat para blogger.
Pada akhirnya teman-teman blogger sendiri yang nanti akan bisa memutuskan setelah menyimak ke lima poin berikut ini! 🙂
~~~
1. PODCAST ITU PERLU SUARA
“Suara saya jelek, suara saya cempreng kayak Donald Bebek. Ih, geli denger suara sendiri! Amit-amit deh!“
Terlalu sering saya mendengar komentar-komentar seperti ini, dan tanggapan saya selalu sama: MEMANG!
..eh gimana? gimana?
Ya memang aneh! Tapi ada alasannya. Alasan paling sederhana adalah karena kita jarang sekali mendengarkan rekaman suara kita sendiri. Jangankan suara, buat yang hobi selfie, coba lihat kamera ponsel sendiri dan perhatikan seberapa banyak kita mengambil foto kita sendiri dari berbagai sudut, karena merasa ada yang kurang pas. Padahal kita sudah monyongin mulut sana sini, mata dipelotot-pelototin! Kenapa terasa tidak pas, karena foto tidak pernah seindah aslinya. Foto akan selalu dipengaruhi oleh sudut pengambilan, cahaya, sudut pandang dan itu semua sering menipu mata kita sendiri

Alasan kedua, dan ini ilmiah sekali! Suara kita terdengar lewat dua cara. Pertama lewat gelombang suara yang ditangkap gendang telinga yang cenderung memiliki nada tinggi. Kedua lewat getaran di dalam tempurung kepala yang ditangkap dengan nada yang cenderung terdengar rendah atau ngebas! Tapi ketika kita mendengar rekaman suara kita sendiri, yang terdengar hanya suara nada tinggi itu dan itu sering ditafsirkan sebagai cempreng!
Seorang teman yang kebetulan adalah Komunitas Voice Over, Dubber dan Announcer Indonesia (KVDAI) pernah bilang begini:
“Tidak ada suara yang jelek! Yang ada hanyalah suara yang tidak terlatih!“
Arief Budiman, Presiden KVDAI
Bagaimana melatih suara? Paling sederhana adalah dua hal berikut ini:
a. Intonasi: Nada suara tinggi atau rendah, pelan atau cepat.
b. Artikulasi: Pengucapan kalimat yang harus jelas.
Kedua hal tersebut sebenarnya sudah sering kita latih di keseharian. Wahai para emak, mari kita coba praktekkan kedua hal itu, misalnya saat bicara kepada anak yang malas makan atau kepada si babeh yang baru beli Play Station 5 🙂 Rasanya otomatis langsung intonasi dan artikulasi akan terbentuk sendiri, karena kita ingin pesan kita ditangkap.
“Adek, ingat ya. Kalau kamu malas makan, nanti sakit loh. Kalau sakit, nggak bisa jalan-jalan ke Dufan, kan?”
“Oh gitu ya.. Harga Play Station 5 cuma satu juta ya. Dipikirnya Mamah gak tau harga, apa?”
~~~
2. PODCAST ITU PERLU ALAT
“Podcast itu perlu alat. Mahal, tau! Mikrofon aja udah berapa? Belum mixer. Belum studio kedap suara!”
Ini betul sekali! Sangat betul! Ada yang pernah dengar atau nonton podcastnya Om Deddy Corbuzier? Mari kita lihat harga alat yang kelihatan di gambar ini saja ya

Headphone yang dipakai itu adalah Audio Technica ATH-M50x yang harganya Rp.2 juta. Mikrofonnya adalah Shure SM7B yang rata-rata harganya mencapai Rp. 7 juta. Mic-standnya sepertinya adalah Rode PSA1 yang harganya Rp.1.5 juta. Jadi total yang kelihatan di gambar itu saja sudah 10.5 juta. Kalikan dengan jumlah tamunya. Itu belum termasuk audio mixer dan komputernya ya.
Masih mau bikin podcast?
Tunggu! Jangan langsung mengambil kesimpulan sebelum kita lanjut dengan yang satu ini.
Oke, sekarang mari kita lihat satu contoh podcaster lain. Dia ini salah satu podcaster ekslusif dari Spotify, salah satu platform streaming musik dan podcast terbesar di dunia.

Podcast Rintik Sedu Selalu ada di peringkat-peringkat atas podcast yang paling banyak pendengarnya di Spotify. Nah, alat apa yang dia pakai? Kalau didengarkan dari ciri suara dan musik yang dia pakai, Mbak Rintik Sedu ini modalnya cuma ponsel dan aplikasi yang namanya Anchor! Berapa sih harga ponsel sekarang? Silakan hitung sendiri deh. Yang di kisaran sedang saja harganya bisa jadi belum menyamai harga satu mikrofonnya Om Deddy 🙂
Masih mau bikin podcast?
~~~
3. PODCAST ITU RIBET!
“Podcast itu kan ribet. Harus direkam di ruang kedap suara, terus edit, masukin wawancara, masukin musik, sound effect… Ah, pokoknya ribet! Enakan nulis deh. Tinggal ketik, publish, beres!”
Betul sekali!!! Idealnya podcast memang harus punya semua unsur itu. Ada musik pembuka, di edit yang rapi, kalau perlu ada sound effect dll. Biar lebih menarik, toh?
Tapi coba lihat lagi poin kedua tadi, yang cerita tentang Mbak Rintik sedu, podcaster top Indonesia sekarang. Dia rekamnya pakai ponsel dan aplikasi kok. Ada musik pembuka dan musik latarnya juga, kan?
Begini saja. Coba ambil ponsel yang rasanya nyaris selalu ada di tangan kita itu, download dan install aplikasi yang namanya Anchor** di PlayStore atau AppStore, registrasi terus langsung coba rekam dan upload.

**Disclaimer: saya bukan promosi aplikasi Anchor atau Spotify. Tapi rasanya belum ada aplikasi yang selengkap itu saat ini. Jadi, mau gimana lagi? 🙂
~~~
4. PODCAST ITU BELUM BISA DIDUITIN!
“Podcast itu belum bisa diduitin, dicuanin! Kalau blog kan bisa jadi buzzer atau influencer, dapat duit kan?”
Betul!
Ambil contoh podcast di Anchor atau Spotify yang rasanya masih merupakan platform podcast nomor satu di Indonesia saat ini! Di Indonesia mereka belum punya sistem monetisasi seperti halnya Youtube. Namun sistem itu sudah ada di tempat kelahirannya di Amerika. Melihat jumlah channel podcast Anchor di Indonesia yang terbanyak ke 3 di dunia, bukan tidak mungkin suatu saat sistem itu akan masuk. Sabarlah! 🙂
Masih mau punya podcast?
Di blog memang banyak kan cara untuk mendatangkan cuan? Bisa pasang ad-sense di blog, atau jadi buzzer dan influencer yang rajin memberikan testimoni produk dan lain sebagainya.
Namun di podcast pun banyak cara untuk mendatangkan cuan. Berikut ini contoh hasil survei tahun lalu di Amerika terhadap sejumlah cara yang dipakai para podcaster untuk menghasilkan uang.

Saat ini di Indonesia sendiri sudah banyak podcaster yang mendapatkan penghasilan dari podcastnya, baik dengan mengiklankan produk dari brand atau sekadar menjadikan podcastnya sebagai portfolio keahliannya yang secara tidak langsung menghasilkan juga.
Masih mau jadi podcaster?
~~~
5. SAYA KAN BLOGGER!
“Sori deh. Saya kan sudah lama jadi blogger. Sudah tahunan, loh. Ngapain pindah jadi podcaster? Lagian saya lebih nyaman menulis. Blog saya juga sudah mendatangkan penghasilan juga kok”
Bagus dong! Konsistensi itu penting bagi para konten kreator!
Tapi bagaimana kalau saya bilang podcast itu bisa melengkapi blog kalian?
Nah, sekarang bayangkan artikel-artikel blog kalian bukan hanya berisikan tulisan-tulisan yang memang sudah keren itu, tapi juga ada versi audionya. Jadi orang yang tidak sempat membaca artikel-artikel blognya, bisa mendengarkan audionya, kan? Pembaca blog kita bisa tetap mengkonsumsi tulisan-tulisan kita sambil beraktifitas, entah sedang mengemudi, sedang kerja, sedang berolahraga, atau sedang masak. Bukankah itu menjadi nilai tambah bagi blog kalian?
Mau nilai tambah lain? Yang paling sederhana begini saja. Coba download aplikasi podcast di ponsel, lalu cari artikel-artikel blog lama kalian, rekam dan bacakan, lalu publish. Setelah itu tinggal pasang di bawah artikel kalian, lengkap dengan playernya. Keuntungannya, blog kalian jadi lebih kaya fitur dan artikel-artikel lama itu bisa kembali terekspose ke audience.
Come on. Coba aja dulu. Kalau nggak nyaman tinggal hapus. Gratis ini kok.
Oya, buat yang sedang mengakses tulisan ini di website, tidak sempat melanjutkan baca artikel ini karena terlalu panjang dan karena terpotong kesibukan pekerjaan, atau lagi di jalan, atau anak minta ditemani tidur, atau sudah waktunya masak, artikel di blog ini juga tersedia dalam bentuk audio kok. Tinggal pasang headphone dan klik player di bawah ya lalu lanjutkan beraktifitas. 🙂
~~~
Nah, dari 5 poin yang saya ceritakan tadi, silakan teman-teman memutuskan sendiri apakah podcast memang cocok untuk kalian atau tidak.
Kalau tertarik, mari kita bicara! 🙂
.
Bangkok, 16 Januari 2021
Rane
Selamat sore Bang Rane…
Blog Bang Rane adalah salah satu dari 11 blogger yang saya beri Liebster Award ya… Info selengkapnya silakan simak di https://temukonco.com/liebster-award-untuk-mengawali-2021/
Terima kasiiih…