5 Dokter Terbaik dari Dunia Fiksi Favorit Gue
(Curcol mode ON)
Gue sudah akrab dengan rumah sakit dan dokter sejak anak gue lahir. Selama itu gue sudah ketemu dengan berbagai macam dokter mulai dari yang sok tau sampai yang nyaris jenius, mulai dari yang kelakuannya menyebalkan sampai yang kayak malaikat. Bahkan boleh percaya boleh tidak, gue sudah ketemu yang model “dokter-dokteran” sampai yang beneran dokter, dari yang di dalam sampai luar negeri, you name it! That’s how desperate I was back then
Nah, sejak anak semata wayang gue akhirnya dipanggil kembali oleh penciptaNya, gue malah jadi banyak menghabiskan waktu senggang dengan nonton film-film bertema rumah sakit dan dunia kedokteran. Kata seorang teman, mungkin di bawah sadar gue masih terus mencari dokter yang bagus walaupun sampai harus menyeberang ke dunia fiksi. Hmmm.. Mosok sih?
(Curcol mode OFF):
Anyway, kali ini gue mau cerita tentang 5 sosok dokter terbaik dari film seri kedokteran favorit gue yang masih "buka praktek" di layanan-layanan OTT terutama Netflix dan Disney.
Catatan: Mereka ini sosok fiksi ya,🤪 walaupun ada yang terinspirasi dari sosok dokter di dunia nyata. Tolong bedakan.
ᵔᴥᵔ
DR. MAX GOODWIN - New Amsterdam
“How can I help,” “Apa yang bisa saya bantu?” adalah kata-kata paling terkenal dari Dr. Maximus “Max” Leonard Goodwin, Direktur New Amsterdam Medical Centre, salah satu rumah sakit publik tertua di Amerika. Dia dikenal sebagai direktur rumah sakit yang suka membuat terobosan-terobosan berani, kontroversial dan di luar standar namun membuat banyak perubahan di RS Umum New Amsterdam yang selama ini dikenal sebagai "yah maklumlah rumah sakit pemerintah". Semua itu dia lakukan walaupun harus mengorbankan dirinya dan karirnya sendiri.
“Bilang aja apa yang diperlukan para pasien kalian. Saya tidak perduli apa dia punya jaminan asuransi atau tidak. Ayo kita bikin masalah, ayo kita jadi dokter lagi,” katanya di salah satu episode. Gue suka banget dengan kutipan ini. Ada ya dokter kayak gitu?
Buat gue Dr. Max ini ideal banget. Dia ramah dan peduli sekali dengan pasiennya, bukan cuma pada menyembuhkan penyakitnya, tapi juga pada masa depannya. Di salah satu episode dia pernah bilang: "Apa gunanya menyelamatkan nyawa pasien kalau kita tidak bisa memberikan masa depan yang bagus buat mereka." Ah, satu lagi kutipan keren dari Dr. Max.
Mungkin kelakuannya ini ada pengaruhnya dengan kesehatannya sendiri. Di episode-episode awal diceritakan bagaimana Dr. Max yang selalu jogging ke tempat kerjanya ternyata punya penyakit kanker yang cukup parah.
Fakta menarik: Tokoh Dr. Max ini benar-benar ada karena terinspirasi dari Dr. Eric Manheimer yang juga direktur di salah satu rumah sakit di Amerika. Rumah sakit beneran ya. Di setiap episode New Amsterdam ada keterangan kalau serial ini didasarkan pada biografi Dr Manheimer berjudul "Twelve Patients: Life and Death at Bellevue Hospital." Rasanya buku ini wajib jadi bacaan sampingan para dokter biar jadi lebih manusiawi. I'm just saying..
Dr. Max dan timnya saat ini masih buka praktek di Netflix.
ᵔᴥᵔ
DR. LEANNE RORISH - Code Black
Code Black adalah istilah ketika sebuah unit gawat darurat di rumah sakit kedatangan begitu banyak pasien melebihi jumlah tenaga medis yang ada di sana Kabarnya secara umum rata-rata kasus Code Black di UGD-UGD di Amerika adalah 5 kali dalam setahun. Tapi Rumah Sakit Angels Memorial di Los Angeles mengalami 300 kasus Code Black setiap tahunnya.
Di RS Angels Memorial inilah Dr. Leanne Rorish menjabat sebagai dokter UGD sekaligus juga Residency Director yang membawahi para residensi atau dokter umum yang sedang meneruskan pendidikan sebagai spesialis. Dr. Rorish dikenal sangat tegas, percaya diri dan sangat cepat mengambil keputusan. Kemampuan berpikir cepat ini sering diikuti dengan pengambilan keputusan yang tidak lazim dan dikenal sebagai teknik ala koboi. Akibatnya dia kerap ribut dengan dokter lain yang pola pikirnya cenderung standar.
Satu hal yang gue suka dari Dr. Rorish adalah keyakinannya bahwa seorang dokter tidak boleh menjanjikan apapun kepada pasien dan keluarga hanya untuk menenangkan mereka. Dia selalu bicara apa adanya, tapi tetap ramah dan sangat perhatian pada pasien. Dr. Rorish sangat keras pada para dokter residensi tapi terbukti menghasilkan tenaga-tenaga kesehatan yang nggak kaleng-kaleng.
Meskipun dia perempuan, Dr. Rorish biasa dipanggil “Daddy,” sebuah julukan kehormatan karena ketegasannya dalam memimpin para nakes UGD rumah sakit itu. Menariknya, di RS itu juga ada sosok selalu memanggil dirinya “Your Mama” yakni kepala perawat Jesse Sallander yang seorang laki-laki kulit hitam berbadan besar dan brewokan. Pokoknya serem. Si Mama ini buat gue adalah sosok perawat ideal karena berani dan tegas kepada para dokter sekalipun. Dialog favorit gue dari si Mama ini adalah: “You think you’re smarter than your Mama because you got an MD? Well, you’re not!” Oh, lo pikir lo lebih pinter dari Mama karena lo punya gelar dokter? Enggak dweeehh.. (Gue nulis bagian ini sambil nyengir sendiri membayangkan gaya dia kalau lagi nyinyir.) 🤪
Your Daddy dan your Mama masih buka praktek di Disney Hotstar.
ᵔᴥᵔ
DR. GREGORY HOUSE - House MD.
Pernah nggak kalian ketemu sosok dokter yang galak, suka ngomong seenaknya, dan gak ada ramah-ramahnya, pasiennya selalu antri. Gue pernah beberapa kali, dan ini alasan kenapa gue suka banget dengan sosok Dr. Gregory House, sosok dokter yang galak, keras kepala, sinis, ceplas-ceplos, kalau ngomong gak peduli orang mau marah apa enggak.
“Everybody lies,” adalah kata-kata Dr. House yang paling sering dia ucapkan sampai udah jadi seperti semboyan baginya. Semua orang bohong adalah gambaran sikap skeptis si dokter gila ini saat mendiagnosa pasiennya dan terbukti banyak yang tepat. Salah satu episode favorit gue adalah ketika dia ketemu pasien yang punya sifat sangat baik, ramah, sopan dan sama sekali nggak bisa marah. Sosok manusia ideal kan? Oh tidaaak, menurut Dr. House. Dia yakin sifatnya itu dipicu oleh penyakit, dan itu terbukti benar. Si pasien tertular sejenis parasit di otak yang mempengaruhi kepribadiannya dan membuat dia tidak bisa marah. Edan! Jago banget yang nulis episode ini. Apa jangan-jangan sifat si dokter ini juga karena dia ada penyakit ya? hehe
Gregory House bukan dokter biasa. Dia adalah seorang diagnostician, yang memang fokus pada mendiagnosa pasien sebelum ditangani dokter. Dia adalah kepala divisi pengobatan diagnostic di rumah sakit Princeton-Plainsboro Teaching Hospital di New Jersey.
Sosoknya jauh dari dokter. Tinggi, kurus, sorot mata tajam dan jalannya pincang dan selalu pakai tongkat. Yang sudah nonton episode lengkapnya mungkin tahu kalau si dokter ini punya masalah di kakinya yang membuat dia tergantung dan bahkan diceritakan sampai sakaw obat anti nyeri yang dikunyahnya seperti makan permen.
Fakta menarik: Sosok dokter ini konon terispirasi dari detektif Sherlock Holmes karena kejeniusannya dalam memecahkan misteri penyakit para pasien yang dia lakukan dengan cara-cara yang tidak lazim. Cocok banget emang tokoh ini diperankan oleh Hugh Laurie.
Dr. Gregory House (House MD) masih buka praktek di Netflix.
ᵔᴥᵔ
DR. SHAUN MURPHY - The Good Doctor
Menjadi orang tua dari anak spesial atau berkebutuhan khusus adalah yang pertama kali menarik perhatian gue pada serial ini, karena tokoh utamanya juga spesial: Dokter jenius yang pengidap autisme dan savant syndrome.
Kabarnya 1 dari 10 orang yang punya kondisi autis memiliki apa yang disebut sebagai Savant Syndrome. Ini adalah kondisi di mana si pengidap memiliki kemampuan di atas rata-rata, umumnya terkait dengan daya ingat yang luar biasa yang sering disebut sebagai jenius. Orang-orang seperti ini biasanya punya kemampuan tinggi di bidang seperti musik, seni rupa, matematika, dan dalam konteks Dr. Shaun Murphy dia punya kelebihan di bidang medis.
Dr. Murphy umurnya masih muda, sekitar 26 tahun saat ia jadi dokter residensi di Rumah Sakit San Jose St. Bonaventure. Dia punya ingatan fotografik dan kemampuan untuk memvisualisasikan bagian-bagian dan cara kerja tubuh manusia sehingga dia bisa mendiagnosa penyakit seseorang.
Namun seperti rata-rata anak dengan autisme, dia punya masalah dalam bersosialisasi. Mukanya lempeng dan tidak bisa menunjukkan emosi. Seringkali dia enteng saja bicara soal penyakit pasiennya tanpa rasa empati sehingga bikin si pasien ketakutan. Ya, buat gue sih bodo amat. Gue lebih suka dokter yang ngomong apa adanya. Kenyataan memang bisa menyakitkan tapi lebih baik begitu, bukan? Atau bukan? 😁
Oya, serial ini diadaptasi dari versi film Korea dengan judul sama. Gue sudah nonton versi asli dari Korea, tapi entah kenapa buat gue jalan ceritanya masih menarik yang versi Amerika.
Dr. Shaun Murphy masih buka praktek di Disney Hotstar.
ᵔᴥᵔ
DR. ALEX KAREV - Greys Anatomy
Dr. Alexander Michael Karev, M.D., F.A.C.S adalah Spesialis Bedah Pediatrik di Rumah Sakit Seattle Grace di Seattle, yang kemudian berubah nama jadi RS. Grey Sloan Memorial. Orangnya kaku, emosional, pemarah dan kasar. Dari luar kelihatannya begitu. Tapi dari penampilannya yang seperti tukang pukul itu, dia ternyata punya perhatian besar pada anak. Cocok dengan profesinya sebagai spesialis bedah anak.
Sifat kasarnya itu dipicu oleh masa kecil yang suram. Ibunya punya masalah kejiwaan, ayahnya entah ke mana dan suka memukuli ibunya. Ujung-ujungnya dia harus membesarkan adik-adiknya sendirian. Toh itu tidak menghalangi kesuksesannya untuk menjadi dokter dengan spesialisasi bedah, khususnya anak, walaupun harus banting tulang ke sana ke mari.
Boleh jadi karena faktor masa lalunya ini Dr. Karev jadi nyeremin. Dia pernah mengebuki rekannya sesama dokter yang disangkanya selingkuh sama istrinya. Saat baru mulai residensi dia juga dibenci sama teman-teman seangkatannya karena kelakuannya itu. Tapi begitu menjelang selesai residensi dan dia memilih spesialisasi bedah pediatrik, dan di situlah dia mulai kelihatan berubah.
Mungkin karena masa lalunya yang harus menghidupi adik-adiknya, berurusan dengan pasien anak justru memunculkan sisi lembut dan kepeduliannya. Buat Dr. Karev pasien anak-anak itu adalah segalanya. Dia nggak akan menyerah sebelum menemukan cara menyembuhkan pasiennya, walau itu berarti membengkokkan atau bahkan melanggar aturan.
Buat gue Dr. Karev adalah gambaran manusia sebenarnya yang tidak sempurna, punya masa lalu berbeda-beda, punya sifat dan penampilan yang juga berbeda, tapi sebenarnya tetap peduli dan punya sifat yang manusiawi.
Dr. Alex Karev sampai kini masih buka praktek di Disney Hotstar sampai di Season ke sekian lah. Ah nggak seru kalau dia sudah nggak ada Dr. Alex. Gue udah terlalu capek dengan dramanya Dr. Grey yang udah mirip sinetron Indonesia. Teriring sembah maaf buat penggemar Dr.Grey garis keras 😁
ᵔᴥᵔ
Kalian suka nonton film seri tentang dunia kedokteran? Mau dong share rekomendasinya. Gue lagi mulai nonton The Resident di Disney paralel dengan Season ke 15 dari Greys Anatomy.
Catatan: Versi audio dari artikel ini bisa didengar di sini
Share artikel ini lewat Whatsapp.. Kalau punya temen dokter juga boleh. Siapa tahu dia tertarik
ᵔᴥᵔ
Subscribe Newsletter Email:
Secara rutin gue akan bersilaturahmi lewat email dengan macam-macam informasi yang jadi minat gue (dan semoga juga menarik buat lo). Yuk daftar di bawah ini. Setelah klik "subscribe," cek emailmu dan klik tulisan link di email untuk konfirmasi. Jika tidak ada email masuk beberapa saat setelah subscribe, mohon cek folder Spam lalu tandai sebagai "Not Spam". Data email Anda kami jamin kerahasiaannya. Tenang, gue gak doyan nyampah di email orang juga.