Skip to content

suarane

podcast, radio, audio

  • HOME
  • Podcast
  • Blog
  • Apa itu Podcast?
  • BerSua dengan Rane :)
  • Kontak

Blog: Bakar Buku Ini!

Posted on 02/08/2015 by rane Leave a Comment on Blog: Bakar Buku Ini!

:Ulasan “Buku Menulis dan Berpikir Kreatif Cara Spiritualisme Kritis” karya Ayu Utami

Dalam urusan buku tentang tulis menulis menulis, saya termasuk yang sangat pemilih karena saya tidak pernah percaya pada buku-buku yang bersifat “how-to”. Belajar menulis efeknya bukan seperti membaca manual saat membeli gawai ataugadget yang langsung membuat kita bisa mengoperasikannya. It doesn’t work that way.

Sampai kemudian saya menemukan buku di rak sebuah toko buku besar berjudul “Menulis dan Berpikir Kreatif Cara Spiritualisme Kritis” karya Ayu Utami.

tumblr_inline_nswbaaSLMp1qdas7n_500

Awalnya saya tertarik karena bentuk bukunya yang tidak standar dan sangat menyolok diantara jajaran buku-buku lainnya. Setelah melihat sekilas, terutama membaca daftar isinya, saya tergoda membeli. Ya, Ayu berhasil menggoda saya dengan begitu cepatnya, karena sudah setahun terakhir ini saya lebih sering memilih untuk bersabar menunggu versi e-book setiap kali ada buku baru terbit. Tapi ini baru tergoda ya. Jadi mari kita lihat apakah godaan itu cukup membuat saya tertarik untuk menggaulinya lebih lanjut.

Oya, ini bakal agak panjang. Kalau ada yang mau cepat tahu rekomendasi terhadap buku ini, coba gulung saja ke bagian akhir atau sekalian ke paragraf akhir. Semoga ketemu jawabannya hehe..

~~~

Selain penampilan fisik bukunya yang tidak standar, ada dua kata kunci yang menarik perhatian saya dari judulnya, yaitu “Berpikir Kreatif” dan “Spiritualisme Kritis.”

Sebenarnya dari segi teknik menulis, tidak banyak hal baru dari buku ini. Kita diajak belajar tentang karakter, sudut pandang, dialog, deskripsi, gaya bahasa bla bla bla. Tapi Ayu menuliskannya dengan cara yang memancing kita untuk berpikir, berpikir kreatif tepaptnya, ketimbang hanya manut thok.

Sejak dari kata pengantarnya saja Ayu sudah menekankan pentingnya berpikir kreatif yang tidak bisa diajarkan dari luar tapi berbuah dari dalam. Bahkan di beberapa bab awal pembaca diajak untuk – dalam istilah Ayu- “mengocok otak dan menyusunnya kembali” sehingga diharapkan kita bisa memunculkan sikap mental kreatif.

Ayu sepertinya memang berusaha keras untuk menyederhanakan proses kreatif yang diakuinya sebagai “sebuah jalan baru yang belum dipetakan.” Karena itu dia banyak menggunakan tabel-tabel dan bagan atau gambar serta penyederhanaan logika untuk membantu kita menelusuri “jalan baru” itu. Tabel Kreatif adalah satu contohnya. Tabel ini terdiri dari tiga tahap dan bagaimana kita bisa memanfaatkannya saat menggali dan merumuskan ide.  Contoh lain adalah bagaimana dia menjelaskan struktur dasar narasi lewat logika bermain “Ci Luk Ba” dengan anak, yang tidak lain adalah struktur awal, tengah dan akhir dalam proses pemahaman manusia. Satu contoh lagi adalah apa yang disebutnya “Lemari Ide” yang menjabarkan empat pola berpikir dan mengelola ide. Lemari Ide ini sangat menarik buat saya pribadi.

Paparan-paparan selanjutnya di buku ini selalu mengikuti struktur seperti dijelaskan di atas.  Ayu mengibaratkannya seperti memberi daging dan kulit pada kerangka yang dibangun di awal. Semuanya serba terstruktur rapi sekaligus menawarkan berbagai alternatif yang bertabur contoh-contoh. Dalam membahas gaya bahasa, misalnya dia memberi contoh penggunaan kiasan lewat cuplikan cerpen Putu Wijaya, tapi kemudian mengutip cerpen lain yang minim kiasan tapi tetap punya kekuatan. Hal yang sama juga dilakukannya ketika membahas tentang bagaimana bunyi atau suara memiliki karakter dan asosiasi makna tertentu. Saya terutama tertarik pada bagian ini karena belum pernah menemukannya di buku lain.

~~~

Di bukunya ini Ayu juga berusaha memperkenalkan kita pada apa yang diistilahkannya sebagai Spiritualisme Kritis. Apa itu? Sepertinya pembaca diajak untuk merasakan dan menafsirkan sendiri lewat dua sisipan tulisan di akhir bab 3 dan 9. Bagi saya buku ini seperti puncak dari pola pemikiran seorang Ayu Utami yang tergambar lewat karya-karyanya yang unik, otentik, orisinil, ada juga yang bilang aneh sih..

Ayu percaya bahwa kreativitas adalah seperti spiritualitas, yang membutuhkan sikap terbuka. Spiritualisme kritis mengajak kita untuk menemukan suara diri kita sendiri yang unik dan otentik, tanpa harus dipaksakan dan itu sepertinya adalah semacam rangkuman besar dari seluruh isi buku ini.

Buku ini nampak sekali berusaha untuk disampaikan secara terstruktur tanpa harus memberi aturan dan batasan. Tapi justru menurut saya pembaca sangat berpotensi terjebak dalam pemikiran “instruksional” jika hanya sekedar membaca buku ini, tanpa ada upaya untuk juga “membacanya”, menginternalisasinya. Tanpa upaya itu, buku ini bisa dipersepsikan sebagai sekedar buku teoritis saja, seperti yangditeriakkan seorang pembaca di Goodreads.

Saran saya untuk calon pembaca buku ini adalah ikuti tiga tahap berikut:

1. Baca

2. “Baca”;

3. Bakar bukunya sampai jadi abu, lalu lanjutkan perjuangan Anda untuk menjadi seorang penulis.  Jangan menengok ke belakang lagi!*

Tapi kalau yang Anda cari sebenarnya adalah tutorial menulis praktis atau malah manual menulis, ya jangan beli buku ini. Lebih baik cari buku lain, misalnya “Mengarang itu Gampang” karya Mas Arswendo Atmowiloto. Menurut  saya, buat yang mau belajar menulis secara praktis, buku Mas Wendo jauh lebih bermanfaat.  :p

.rh

——

*Nb: Sepertinya ini perlu dijelaskan sebelum ada yang menganggap saya anggota gerakan radikal pembakar buku. 🙂 Ungkapan ini terinspirasi dari seorang guru yang pernah mengatakan bahwa dalam belajar, ada baiknya untuk tidak terlalu terpaku dan mendewakan satu rujukan saja. Ilmu yang bisa kita pelajari itu luas tak terkira. tapi pada akhirnya jadilah diri sendiri yang lebih kaya ilmu, tentunya. Yah kecuali buku yang Anda beli itu buku manual ya 🙂  Mau yang lebih cepat lagi? Bakar bukunya, aduk abunya dalam air dan minum sampai habis.. Yang ini guyon lho hahaha -rh

Share this article:
  • Tweet This!
  • Share this on Facebook
  • Share this on Pinterest
  • Share this on Reddit
  • Share this on VK
  • Share this on Digg
  • Share this on Linkedin
Posted in Blog, Opini Pribadi

Post navigation

← Blog: Cara Pengucapan Bahasa Asing
Blog: Lelaki Pecinta Malam →

Author: rane

Website

Terkait

  • Blog: Jurnalisme Perasaan
  • S0509: Suarane Podcast Mau Pindah ke YouTube?
  • S0608: Ajakan Berbuat Kebaikan Lewat Podcast
  • S0512: Start Here to Connect

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Pencarian

Arsip

SUARANE BLOG

  • Blog: Pelatihan Strategi Media untuk Aktivis LSM Perempuan
  • Blog: Alat Podcasting Terbaik?
  • Breaker+Twitter=Masa Depan Podcast?

SUARANE PODCAST

  • Viralnya Video Bu Dendy
  • Hari PRT Nasional 2018
  • Joke Receh Pinggir Jalan #3

Pecinta Buku? Dengar Ini!

Copyright © 2021 suarane | Design by ThemesDNA.com