Skip to content

suarane

podcast, radio, audio

  • HOME
  • Podcast
  • Blog
  • Apa itu Podcast?
  • BerSua dengan Rane :)
  • Kontak

Klipping: Radio Siaran Alat Efektif Mencegah Konflik

Posted on 18/01/2001 by rane Leave a Comment on Klipping: Radio Siaran Alat Efektif Mencegah Konflik

Jakarta, Kompas
Radio siaran diyakini memiliki potensi besar untuk mencegah pecahnya konflik di kalangan masyarakat. Potensi itu memang melekat pada radio karena media ini merupakan alat efektif untuk membangun dialog yang melibatkan berbagai pihak dalam masyarakat. “Dengan dialog, berbagai perbedaan dapat diatasi dan diselesaikan dengan cara-cara demokratis. Dengan demikian, berbagai perbedaan tersebut tidak perlu berkembang menjadi konflik anarkis sebagaimana yang gampang disaksikan di berbagai penjuru dunia, termasuk Indonesia,” kata Torben Brant, Koordinator Unit Komunikasi UNESCO (Organisasi PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan) Jakarta, Rabu (17/1), di Jakarta.

Brant mengemukakan hal ini dalam jumpa pers berkaitan dengan seminar bertema “Radio Siaran dan Teknologi: Mengubah Tantangan Menjadi Peluang” di Jakarta, Rabu. Seminar berlangsung hingga Jumat besok, diselenggarakan oleh UNESCO bekerja sama dengan Danida (Lembaga Bantuan Internasional Denmark), membahas berbagai topik berkaitan dengan keberadaan radio siaran.

Menurut Torben Brant, radio memiliki berbagai keunggulan dibandingkan berbagai media massa lainnya. Selain bisa menjangkau masyarakat sampai jauh ke pelosok desa, yang mungkin belum memiliki akses ke media cetak dan televisi, radio juga sudah lama akrab dengan kehidupan masyarakat. Di samping itu, untuk mengakses siaran radio, kita tidak membutuhkan biaya besar, dan itu praktis bisa diakses oleh segala lapisan masyarakat, bahkan oleh mereka yang buta huruf sekalipun.

Keunggulan lain, demikian Brant, radio siaran bisa memproduksi berbagai jenis program yang dapat digunakan sebagai sarana peredam konflik. Tentang hal ini Brant mencontohkan program-program dialog atau talk-show, yang bisa menghadirkan berbagai pihak yang mungkin sedang terlibat dalam pertikaian atau konflik.

“Dengan membaui napas masing-masing saat berjumpa dan bertatap muka di ruang studio dalam acara-acara dialog, kemarahan masing-masing pihak biasanya akan menyusut. Apalagi jika program ini bisa berkembang menjadi dialog yang terbuka, maka besar kemungkinan akan dapat menyelesaikan konflik yang nyaris pecah,” ujar Brant.

Jaringan radio lokal
Torben Brant-yang sebelum bergabung menjadi konsultan UNESCO memiliki pengalaman 25 tahun di bidang radio siaran dan terlibat dalam berbagai proyek pengembangan radio di sejumlah negara-menambahkan, peran radio dalam mencegah konflik ini menjadi sangat relevan untuk konteks Indonesia yang diwarnai berbagai jenis konflik dan kerusuhan dalam beberapa tahun terakhir. Kenyataan ini pula yang mendorong Unit Komunikasi UNESCO Jakarta membangun apa yang kini dikenal sebagai Jaringan Radio Lokal UNESCO.

Jaringan Radio UNESCO yang dibangun sejak Februari 1999 itu kini beranggotakan 30 radio siaran, tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Kriteria utama pemilihan radio-radio anggota jaringan UNESCO ini adalah independensi serta kesanggupan untuk mengembangkan proses demokratisasi dan pemerintahan yang bersih. Dengan membangun jaringan semacam ini, kata Brant, bisa digalang kekuatan yang lebih besar untuk saling berkomunikasi di antara sesama anggota jaringan. Di samping itu, tentu saja sebagai wahana untuk saling bertukar informasi, baik informasi untuk kepentingan radio maupun informasi yang berkaitan dengan pengembangan ke masa depan.

Ihwal pentingnya posisi radio siaran dalam meredakan konflik juga disampaikan oleh Arya Gunawan, Konsultan Media UNESCO yang juga adalah ketua panitia seminar. Ia mencontohkan pengalamannya memberikan pelatihan jurnalistik di radio-radio yang menjadi anggota jaringan UNESCO. Radio Guntur di Singaraja (Bali), misalnya, mampu menjadi wahana dialog yang efektif bagi pihak eksekutif dan legislatif di daerah tersebut lewat acara dialog radio.

“Setelah tampil dalam acara dialog tersebut, kedua pihak yang semula bersitegang dalam menyikapi berbagai isu kini relatif sudah memiliki pengertian yang lebih dalam, sehingga memungkinkan untuk mencari pemecahan yang demokratis terhadap masalah-masalah di daerah Singaraja,” kata Arya yang sebelumnya adalah penyiar Radio BBC London (Inggris).

Acara jumpa pers juga dihadiri Direktur UNESCO Jakarta Stephen Hill, Wijayananda Jayaweera (Panasihat Regional UNESCO untuk kawasan Asia yang bermarkas di Kuala Lumpur), Thorkild Borre (Wakil Duta Besar Denmark), dan Presdir WorldSpace (produser alat penerima radio satelit) Indonesia Endy Sabaruddin.
Kemarin, forum seminar membahas topik radio, internet dan radio satelit. Seminar masih berlanjut hingga hari ini dan besok, membahas berbagai topik, seperti teknologi dan undang-undang penyiaran serta pentingnya pembenahan terhadap isi siaran. (mam/ken)

Sumber: Kompas, Kamis, 18 Januari 2001

Share this article:
  • Tweet This!
  • Share this on Facebook
  • Share this on Reddit
  • Share this on VK
  • Share this on Digg
  • Share this on Linkedin
Posted in Artikel Tentang Radio, Klipping Artikel

Post navigation

← Klipping: Bahasa Indonesia Yang Benar dan Baik Dalam Kerangka Efektifitas Penyampaian Pesan Kepada Pendengar Radio
Klipping: Radio Wisata Kota Kami →

Author: rane

Website

Terkait

  • Blog: Karena Radio…
  • Ukulele Cover
  • Blog: Kalau Aku Tukang Bunga Hias di Jakarta
  • [Video] Tips Editing Bag.2

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Pencarian

Arsip

SUARANE BLOG

  • Mengarsip 2016 di Instagram
  • Klipping: Sebuah Radio, Kumatikan
  • Blog: Dari Serial ke WTF Show, Tonggak Sejarah Baru Podcast

SUARANE PODCAST

  • Konsultasi Seks Bareng Yori
  • S0501-Survei Podcast di Indonesia 2019
  • Podcast: Ketika Indonesia Ikut Bicara (Bagian 1)

Pecinta Buku? Dengar Ini!

Copyright © 2022 suarane | Design by ThemesDNA.com