Lontara adalah aksara tradisional yang digunakan oleh masyarakat Bugis Makassar. Konon ini dikembangkan dari aksara India kuno yang dikenal dengan Brahmi. Lontara diakui masuk dalam daftar 5 besar aksara kuno dunia.
Nama lontara sendiri berasal dari kata Lontar, sejenis tanaman palem yang daunnya digunakan sebagai bahan untuk menulis yang biasanya digunakan di India dan Asia Tenggara.
Aksara Lontara menggunakan sistem Abugida, yakni sistem aksara yang berbasis pada huruf mati atau konsonan, namun dengan tambahan penanda vokal/ vowel (i, u, e, o kecuali a yang sudah jadi unsur dasarnya).
Lontara terdiri dari 23 aksara dasar:
ᨀ (ka); ᨁ (ga); ᨂ (nga); ᨃ (ngka); ᨄ (pa); ᨅ (ba); ᨆ (ma); ᨃ (mpa); ᨈ (ta); ᨉ (da); ᨊ (na); ᨋ (nra); ᨌ (ca); ᨍ (ja); ᨎ (nya); ᨏ (nca); ᨐ (ya); ᨑ (ra); ᨒ (la); ᨓ (wa); ᨔ (sa); ᨕ (a); ᨖ (ha)
Sementara untuk penanda vokalnya (dikenal dengan istilah ana' lontara atau anak huruf mati) ada i (ditandai dengan titik di atas), u (titik di bawah), e (garis lengkung di kiri), dan o (garis lengkung di kanan). Contoh untuk huruf ᨑ (ra):
ᨑ (ra), ᨑᨗ (ri); ᨑᨘ (ru); ᨑᨙ (re); ᨑᨚ (ro)
Maka untuk kata RANE dalam lontara adalah: ᨑᨊᨙ :)
Ini sekadar pengetahuan dasar saja, karena masih ada hal lain seperti lengkungan di atas untuk e (pepet) dan ng.
Informasi lengkap bisa dilihat di wikipedia tentang Aksara Lontara atau di laman omniglot.
Mau coba menulis nama sendiri dengan Aksara Lontara silakan pakai layanannya Lingojam. Bahkan ada juga fontnya di sini.
Semoga menambah pengetahuan tentang kekayaan aksara di Indonesia :)
Tabe' ᨈᨅᨙ