RR: Careless People. Sarah Wynn-Williams
Reading Reflections
Careless People: A Cautionary Tale of Power, Greed, and Lost Idealism - Sarah Wynn-Williams
Ringkasan: Careless People adalah memoar dari Sarah Wynn-Williams, mantan diplomat Selandia Baru di Amerika yang kemudian menjadi eksekutif senior di Facebook. Di memoarnya dia mengungkap budaya kerja yang penuh kontradiksi di balik Facebook yang kini berubah nama menjadi Meta. Lewat pengalaman pribadinya, ia membongkar bagaimana ambisi, keuntungan, dan kekuasaan lebih diutamakan daripada etika, tanggung jawab sosial, dan keamanan publik. Buku ini tidak hanya menggambarkan masalah-masalah internal dan keputusan-keputusan berisiko, tetapi juga menyoroti bahaya sistemik dari sikap apatis dan normalisasi “kecerobohan” yang menjalar ke seluruh dunia digital. Sebuah peringatan keras mengenai apa yang terjadi ketika teknologi besar dibiarkan tanpa kendali dan tanpa nurani.
A. Pra-Pembacaan: Siapa Sarah dan Apa Isu Sentralnya?
1. Tentang Penulis:
- Mantan diplomat yang beralih menjadi eksekutif tinggi di Facebook.
- Sangat terobsesi dengan Facebook yang dianggapnya bisa mengubah dunia. Mengapa?
- Perhatikan cerita masa kecilnya di awal memoar yang sekilas terkesan tidak terkait dengan tema buku, tapi sebenarnya tergambar dalam sikapnya saat dewasa.
- Sarah punya pandangan orang dalam soal budaya kerja, tekanan politik, dan kegagalan etis di perusahaan teknologi.
2. Fokus Buku:
- Kritik terhadap bagaimana perusahaan teknologi besar (khususnya Facebook) mengabaikan tanggung jawab sosial demi pertumbuhan dan profit.
- Eksplorasi bagaimana para eksekutif baik yang “cerdas” maupun “ceroboh” membentuk masa depan kita sebagai individu.
B. Tema Besar yang Perlu Diperhatikan
Bagian 1: Dari Diplomat ke Facebook Fokus: Perjalanan pribadi Sarah dari diplomat ke eksekutif di sebuah perusahaan teknologi.
Elemen penting:
- Betapa terobsesinya Sarah pada Facebook yang dia anggap sangat ideal
- Perbedaan nilai antara dunia diplomasi dan dunia teknologi.
- Ekspektasi terhadap perubahan dari dalam perusahaan.
Pertanyaan Reflektif:
Bisakah idealisme bertahan di dunia korporasi?
Bagian 2: Menjadi Orang Dalam Facebook Fokus: Struktur kekuasaan internal dan keputusan-keputusan sulit di Facebook.
Perhatikan:
- Siapa yang memiliki suara dalam keputusan kebijakan publik.
- Pola pikir yang mementingkan pertumbuhan pengguna di atas keamanan dan integritas.
Pertanyaan Reflektif:
Apakah etika bisa berperan dalam ruang yang didominasi data dan laba?
Bagian 3: Budaya Kecerobohan Fokus: Bagaimana "kecerobohan sistemik" menjadi budaya perusahaan.
Tema kunci:
- Ambiguitas tanggung jawab dalam menciptakan krisis kepercayaan publik.
- Ketiadaan empati dalam penyusunan kebijakan platform.
Pertanyaan Reflektif:
Bagaimana seharusnya platform teknologi mempertimbangkan dampak sosialnya?
C. Hal Menarik yang Perlu Diperhatikan
- Etika vs Profit: Konflik antara tanggung jawab sosial dan tekanan pertumbuhan finansial.
- Kekuasaan Teknologi: Bagaimana algoritma dan keputusan internal berdampak pada masyarakat luas.
- Budaya Internal: Sikap apatis, pengingkaran, dan normalisasi kecerobohan.
- Peran Individu: Bisakah satu suara membuat perubahan berarti?
- Kepercayaan Publik: Apa yang dibutuhkan agar publik kembali percaya pada teknologi?
D. Tips Membaca Buku Ini
- Anggap ini bukan hanya kisah pribadi, tapi studi etika dalam dunia nyata, melalui cerita Sarah.
- Perhatikan narasi Sarah yang sekilas tampak netral tapi menyimpan banyak ironi dan sindiran.
- Cari keterkaitan dengan kejadian aktual: Cambridge Analytica, moderasi konten, pemilu AS 2016.
- Catat kutipan atau pernyataan yang menyiratkan kritik terhadap pimpinan Facebook.
Beri perhatian khusus hal berikut:
- Pengalaman Mark Zuckerberg saat ikut blusukan di Pasar Tanah Abang bersama Jokowi dan bagaimana itu mempengaruhi pemikirannya tentang peran global Facebook
- Upaya Facebook masuk ke Cina yang sampai mengorbankan ‘idealisme’
- Kasus pembantaian etnis Rohingya di Myanmar dan peran Facebook
- Peran Facebook dalam memenangkan Donald Trump (siap-siap terkejut dengan sebuah fakta “gila”)
- Yang tidak kalah penting, cari rujukan bagaimana sikap Meta sendiri terhadap buku ini, dan apakah Sarah menulis ini karena latar belakang kecewa atau niat menyampaikan kebenaran. (Sikap skeptis itu tetap perlu dong)
E. Refleksi Setelah Membaca
- Apakah Facebook dan media sosial pada umumnya adalah sebuah media yang netral?
- Apakah kita selama ini menjadi pengguna/ konsumen atau produk bagi platform media sosial?
- Siapa yang seharusnya bertanggung jawab atas algoritma yang membentuk opini publik?
F. Rekomendasi Bacaan Susulan An Ugly Truth – Sheera Frenkel & Cecilia Kang Investigasi dua jurnalis New York Times tentang krisis internal di Facebook, termasuk peran Mark Zuckerberg dan Sheryl Sandberg dalam mengabaikan peringatan etis demi pertumbuhan perusahaan. Sounds familiar? More Info
The Chaos Machine – Max Fisher Laporan investigatif tentang bagaimana media sosial seperti Facebook, Twitter, dan YouTube memanipulasi psikologi pengguna melalui algoritma yang mendorong ekstremisme dan polarisasi. More Info
**The Power of One – Frances Haugen(( Memoar dari whistleblower Facebook yang membocorkan ribuan dokumen internal, mengungkap bagaimana perusahaan mengabaikan keselamatan publik demi keuntungan. More Info
The Age of Surveillance Capitalism – Shoshana Zuboff Analisis mendalam tentang bagaimana perusahaan teknologi besar mengubah data pribadi menjadi komoditas, menciptakan bentuk baru kapitalisme yang mengancam privasi dan demokrasi. More Info
--
Reading Reflections adalah catatan pribadi saya saat membaca sebuah buku yang ditujukan untuk membantu teman-teman memahami isi buku secara lebih dalam, bukan sekadar alur cerita. Sudah tentu ini tidak dimaksudkan sebagai panduan membaca karena sudut pandang yang sangat subyektif. Tapi semoga bisa menjadi jendela untuk menangkap hal-hal yang mungkin selama ini terlewatkan.
Kontak: suarane@gmail.com
--